Tuesday, December 17, 2013

Ujian Nasional Akan Diperhitungkan dalam SNMPTN 2014. Pantaskah?


Saya adalah mahasiswa fresh-graduate angkatan 2013. Cukup heran dengan postingan beberapa teman di media sosial soal ujian nasional yang kabarnya akan dijadikan salah satu komponen penilai dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Atas dasar inilah saya gregetan dan berinisiatif ngepost di blog ini.

Kabar pemasukan nilai ujian nasional tersebut bisa dibaca pada tautan di bawah ini.


http://www.tempo.co/read/news/2013/12/11/079536648/Aturan-SNMPTN-2014-Berubah


Saya mengerti seluk beluk kehidupan SMA. Kejadian-kejadian dan rasa ketika SMA masih teringat kuat dalam memori. Tidak seperti mahasiswa tingkat atas atau orang-orang dewasa yang sudah bekerja. Jadi, biarkan saya memberikan opini mengenai isu panas terbaru ini.


Ujian Nasional jelas merupakan evaluasi akhir siswa SMA setelah 3 tahun menempuh studinya. Tanpa Ujian Nasional, pemerintah, menteri, guru, orangtua, dan murid tidak bisa mengerti apakah siswa yang bersangkutan sudah benar-benar memahami ilmu yang selama ini dipelajari selama di SMA. Tes di Ujian Nasional dengan 40 butir per mata pelajaran juga mampu membuka kedok siswa-siswa SMA apakah mereka benar-benar sekolah dan memahami materi sekolahan atau tidak.

Apakah benar demikian yang terjadi? Saya rasa tidak. Pemerintah dengan kewenangannya menekan semua kepala sekolah supaya sekolah lulus 100%. Silabus kisi-kisi UN diterbitkan dan beredar di mana-mana. Sekolah membuat tambahan jam pelajaran supaya para murid terbiasa mengerjakan soal-soal UN. Kelulusan pun tergantung dari hasil nilai UN. UN seolah seperti drama besar seluruh negeri dengan siswa, guru, kepala sekolah sebagai aktor utama. Pemerintah sebagai sutradara yang mengatur jalannya drama. Siswa 'dipaksa' lulus, guru 'memaksa' lulus, kepala sekolah 'membuat sarana untuk pemaksaan' kelulusan. Berputarlah drama pendidikan kita seperti itu tahun ke tahun. Persetan dengan konsep sains dan matematika dasar yang berusaha ditanamkan oleh si pembuat kurikulum yang ikutan gonta-ganti pararel dengan gonta-gantinya pejabat. Yang penting sekolah lulus semua. Betul kan?


Berhasilkah UN? UN jelas sukses menyaring siswa yang patut lulus atau tidak. Namun kita belum bicara soal kasus-kasus penyelenggaraan UN yang membuat ragu apakah UN jelas-jelas sukses menyaring dan bisa dijadikan evaluasi akhir untuk kelulusan siswa. Banyak sekali skandal-skandal UN, tidak usah dibicarakan lagi, itu rahasia umum dari tahun ke tahun. Semua SMA tahu hal itu. Tanya saja civitas akademik berkaitan yang terdekat Anda.


Siswa dengan segala koneksinya dan berdasar pengalaman dari kakak kelas sudah tahu link mana yang harus dikontak untuk "perbaikan nilai". Kunci jawaban hasil dari soal yang bocor sudah biasa beredar saat pelaksanaan dan sukses terjadi tanpa sepengetahuan yang berwenang. Siswa malas dengan nilai akademik limit mendekati nol ya nggak akan menyia-nyiakan hal ini lah. Guru yang tahu hal itu hanya diam. Ya iyalah, siapa juga yang nggak mau sekolah tempatnya lulus 100%? Kenapa harus dihalang-halangi.


Dengan kebobrokan yang parah tersebut bisa disimpulkan ada keraguan yang mendalam dengan dijadikannya UN sebagai standar kelulusan dan kenaikan kelas. Belum lagi soal penyamarataan. Fasilitas, model pengajaran, kualitas guru, pengadaan buku tiap-tiap sekolah itu berbeda-beda, mutlak. Tapi kenapa standar kelulusannya sama, UN? Saya makin ragu dengan keadilan Ujian Nasional di negara kita Indonesia tercinta ini.


Sebagai ujian evaluasi kelulusan saja UN diragukan, APALAGI PENENTU MASUK UNIVERSITAS. Berapapun persentase yang akan dijadikan pacuan UN dalam bobot penilaian SNMPTN Undangan, tetap saja UN tidak merupakan hasil evaluasi yang valid.


UN tidak bisa dijadikan tolok ukur apakah siswa dinyatakan mampu dan layak melanjutkan belajar di perguruan tinggi. Sistem yang kacau dan bocor di sana-sini adalah faktor paling berat yang menjadikan UN tidak pantas menjadi salah satu kriteria SNMPTN. Belum lagi praktik kotor para siswa berkolaborasi dengan pihak tertentu yg punya wewenang dalam distribusi soal. Ini tidak bisa dibiarkan. Ujian Nasional jelas-jelas tidak baik dalam menjaring siswa untuk boleh melanjutkan kuliah di perguruan tinggi.


Dari segi model soal, ujian untuk kenaikan evaluasi dan untuk tes penyaringan seharusnya berbeda. Dilihat dari fungsinya saja, soal-soal untuk evaluasi akhir umumnya hanya berkutat itu-itu saja. Karena sesuai fungsinya, evaluasi akhir, artinya mengulang apa-apa yang telah dipelajari di awal. Lagipula evaluasi akhir model UN sudah dilengkapi parah dengan kisi-kisi, silabus, juga contoh-contoh soal tahun kemarin yang kira-kira tidak akan jauh berbeda dengan tahun-tahun berikutnya. Sepertinya model soal evaluasi akhir seperti ini terlalu mudah dan "kurang" mampu menseleksi siswa dengan rasio antara -lolos banding pendaftar- sangat kecil sekali. Sebaran range dan standar deviasinya akan terlalu kecil sehingga dipastikan susah menentukan siapa yg akan berhak melanjutkan pendidikan di bangku kuliah.


Bandingkan dengan soal SBMPTN yang konseptual dan memang dirancang untuk menyeleksi mahasiswa yang benar-benar kreatif dalam berpikir. Soal UN akan lebih jauh terlihat kaku. 


Ada selentingan komentar yang berkata "Mau tanpa UN? Siap-siap pengangguran tanpa mutu bertebaran di mana-mana". Apaan tuh? Tanpa UN yang berliput kasus dan skandal, seleksi masuk perguruan tinggi akan lebih bersih dan fair. Justru UN yang membuat mindset siswa menjadi skeptis dengan cuci otak kerjakan soal, kerjakan soal, kerjakan soal dengan mata buta. Mental siswa yang dibentuk akibat UN-lah bahkan yang membentuk mentalitas pengangguran. Siswa akhirnya jadi tidak kreatif, tidak mampu berpikir lebih karena lingkup soal Ujian Nasional hanya seputar itu dan itu itu saja tanpa peduli pemahaman konsep sains dan matematika dasar. Siswa cenderung akan punya mental "disuapin" karena silabus soal, kisi-kisi, pembahasan sudah tersedia begitu saja. Siswa bahkan hanya seperti robot yang diprogram setiap hari dengan jadwal ekstra jam pelajaran di luar sekolah dan disisipi dengan chip-chip cara cepat jitu UN yang menyesatkan.


Kemudian bagaimana seharusnya penjaringan mahasiswa baru untuk PTN? Cukup dengan SNMPTN Undangan, tanpa melibatkan kriteria UN. Undangan secara nyata menyeleksi berdasarkan rapor dari sekolah -- sekolah yang tahu persis mana siswa yang unggulan dan mana yang abal-abal diproyeksikan dari nilai yang diberikan di rapor pada masing-masing siswa. Selain itu, Undangan juga fair menerima siswa-siswa yang memang berprestasi hebat ketika SMA tanpa tes, karena memang mereka layak mendapatkannya dan mereka struggle dengan keras 3 tahun ketika SMA. 


Sementara Ujian Nasional? Mau jadi kriteria penilaian SNMPTN Undangan 2014? :))

Related Articles

6 comments:

  1. sepndapat banget nih... gimana kalau di hapus aja UN,, wiih mantep tuh kya nya !!! :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ujian evaluasi akhir masih perlu sih.
      Cuman kalo sistemnya kaya model UN yang dipukul sama ratakan, yaa, kalo saya sih no.

      Delete
  2. Saya mengirimkan potongan SMS ini (saya memdapatkan peket kunci dengan clue yang lebih lengkap) yg terkait UN dengan Harapan Semoga Pemimpin saya bisa membantu memperbaiki mental generasi mda, melalui pendidikan yang baik, berkualitas dan bermartabat. Karena ternyata isu bocoran soal bukanlah isapan jempol. modusnya masih sama dengan tahun yang lalu. Statemen para pejabat terkait semoga bisa dipertanggung jawabkan.Ini buktinya,:

    Coba Yg ini akurat Tidak, saya tertima pukul 9.50. P1: Geografi : 1.D Hal itu, 2.D. Menghimbau. 3.B Peningkatan, C,B,AEAD.....p2. CLUE NO 2.D.Menyampaikan. 4.A. Dari....1.sd 10 BCDABDAEDD Geografi: Q1. 1.Permukiman penduduk..2.Rencana Pemindahan......1.CCDDB BCCDB 11.EE...dst.Q2.2.Alif fungsi lahan...1.CACAD....Q3.Teluk kiluan....2.Masalah kemacetan...1.EDBEB EACAE dst. ...Q4. 2.Pembangunan kawasan....1.BBECB CECBB...dst....Q5. 1. Alang2 dapat..2.Hujan deras....1.CCCDD CCBEC......dst.....Q6.1. Daerah gurun....2.Pemerintah kabupaten...1.EDDDD CACAC dst.....Q7. 1.sURAbaya-sidoarjo,.....2. Rencana pemerintagh.....1.ADEDA EABEB....Q8, Q9.dst
    Biologi
    x1.CLUE 5. pelestarian sumber daya alam........1.ACDBCBCEEB 11.ACCDE BE AE 21......................dst, x2. clue 4. Padi, jagung,jahe 1.EBDAD DBABC................dst x3. clue. 4. organisme-organisme diatas 1. ABDBB CEBBB............dst x4. 10. Proses yang terjadi pada x...........1 ABDDB DEABB dst...........x5. 2. Species bakteri yang bersimbiosis........1.ADDAC CBDDB. 11.BABDA......DST. X6.X7.X8 dst
    jam ke 1 yang pagi hari. Mapel Bahasa Indonesia ( kata guru bahasa Indonesia kuncinya secara umum Cocok): z11. clue.2. Mengapa permintaan kornea 1.AAACA EEE-- 11.CEACD ...dst. z12. clue.29. kalimat entimem yang tepat........1.CAAAC EEAAC....dst. z13.clue. 45.kalimat persuasif yang tepat untuk .....1.AAEAC EEEAC 11.ECDCA dst....z14. 2.Apa tujuan /indonesia 1.ACAAB EBCDD 11.BBDEA dst.......z15. Perkataan tajam........1.ADAAE DDDAD...dst z.......z18. clue. 30. simpulan generalisasi yang tepat......1.A-AAE DED- - 11. BCD-D dst

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah makasih mas kirimannya. Emang kontroversi indikasi kecurangan di UN udah jadi rahasia umum sih.

      Delete