Monday, June 19, 2017

First Day at Multibook!


Aku bangun. Tiba-tiba jam 7. Harus janjian sama Atsushi, anak AIESEC jam 9.30. Kita bakal ketemuan di Shinagawa station trus nanti berangkat bareng ke kantor. Atsushi ini adalah TN manager, anggota AIESEC yang menghubungkan aku sama perusahaan, mulai dari persyaratan administratif, ngurus visa, bayar ongkos kosan, sampe yang jemput di bandara pas pertama kali dateng, dll. Super baik dah pokoknya.

Atsushi is this guy


Aku berangkat dari kosan jam 8. Udara sejuk, jalanan sepi. Jadi bisa selfi dulu lah, kalo rame kan malu maluin.
Jalanan gangnya mirip di Doraemon

Jarak dari kosan ke stasiun cuma 400 meter. Dan rupanya, jam pagi berangkat kerja, stasiun rame banget! Orang-orang berangkat kerja, bocah-bocah sekolah, ada yang kuliah. Banyak salary-man pake celana hitam-jas hitam-pantofel-tas jinjing, kayaknya seragam mereka selalu gitu dah. 50% penghuni commuter Tokyo diisi orang-orang model begituan.

Aku naik Odakyu Line dari stasiun Yoyogi-Uehara ke lupa-nama-stasiunnya. Trus turun, jalan kaki oper stasiun 5 menit sampe ke stasiun Harajuku. Sialnya nama stasiun di petanya Kanji semua! Aku ga ngerti harus bayar berapa karena ongkos jalan ada di peta. Tanya orang, dan untungnya ada yang ngerti Inggris dan bisa jawab yang mana stasiun Shinagawa.

Dari stasiun yang full-Kanji itu aku naik Yamanote Line. Line yang paling populer di Tokyo karena lintasannya yang lingkaran dan punya dua jalur, clockwise dan counter-clockwise. Karena Line ini menghubungkan stasiun-stasiun gede kayak Shinagawa, Shinjuku, Shibuya, Akihabara, Harajuku, Meguro, Line ini rameee banget parah. Hampir pasti tiap masuk dapet tempat di deket pintu aja. Tapi gak apa, yang penting bisa sampe ke kantor.

Sampe di Shinagawa station udah jam 9. Kita janjian jam 9.30. Ternyata Atsushi telat, rumah dia jauh banget (Chiba prefecture, 1.5 jam kalo dari rumahnya ke Shinagawa). Jadi dia baru bisa sampe di Shinagawa jam 10. Aku nunggu sejam-an di depan stasiun sambil baca-baca lagi project intern, sambil mikir dikit gimana solusi yang bisa di-propose buat diomongin nanti sama calon bos.

Sambil nunggu Atsushi dateng sejam lagi, foto-foto dulu lah.
Selfi di depan stasiun Shinagawa.
Wibu banget dah stasiun ini semua tulisannya tulisan Jepang. 

West exit dari Shinagawa station. Ada taksi juga.
Lihat itu banyak orang kerja mau nyeberang, serame itu.

Shuttle dari suatu hotel ke Shinagawa station
Shinagawa station ini stasiun yang gede, bisa dibilang. Karena semua Shinkansen (kereta peluru) ke arah Tokyo pasti berhenti di Shinagawa, dan emang stasiunnya gede banget. Lama buat bikin keluar dari stasiunnya aja. Lucunya di Jepang, stasiun kereta api, tapi kereta apinya gak keliatan. Gak kayak di Indonesia yang kalo ada stasiun pasti kita bisa liat kereta apinya dah berangkat atau belum. Di Tokyo, rata-rata kalo mau masuk stasiun, kita turun ke bawah tanah, karena stasiunnya di bawah tanah. Jadi nggak mengganggu bangunan-bangunan yang di atas permukaan.

Sampe di kantor, aku sama Atsushi ketemu Kabe-san. Bahasa Inggrisnya lumayan lancar. Pertama kali ketemu orang Jepang di kantor, yang kita lakukan adalah menerima kartu nama pake dua tangan, sambil agak bungkuk. Trus baca nama di kartunya supaya ga salah panggil. Kemudian bungkuk-bungkuk lagi, nice to meet you. Ritual ini kira-kira 15 detikan lah. Itu yang kupelajari dari Atsushi dengan niru gayanya.

Sama Kabe-san dijelasin panjang lebar tentang bisnis Multibook, apa yang dilakukan. Intinya SAP atau ERP (Enterprise Resource Planning) itu harganya mahal sekali, apalagi yang di-produce company gede macem IBM, dst. Harganya bisa sampe 100k USD (semilyar rupiah) dan ini ga make sense. Itupun belum ditambah ongkos maintenance per bulan karena kamu harus hire orang buat maintenance kalo ada apa-apa.

Bisnis Multibook adalah bikin ERP tapi low-cost, rendah banget sampe pada level 30.000 yen per bulan, atau 3 juta rupiah per bulan. Selain itu perusahaan client ga perlu hire orang buat maintenance, karena Multibook siap jadi global helpdesk service sekalinya perusahaan sudah memutuskan pake Multibook sebagai ERP-nya. Konsepnya adalah one-stop global solution. Sekali memutuskan pake, bakal didukung sampe akhir. Gitu.

Trus aku dikasih laptop. TAPI BAHASA JEPANG, WINDOWS PULA. Nope. Keyboardnya pun Hiragana/Katakana. Aku cari tutorial di Google tapi bahkan WEB BROSERNYA PUN BERBAHASA JEPANG astaga :( Default language di hasil pencarian google-nya pun bahasa Jepang.

Restart laptop Jepang 
Download English language pack.
Bahkan bahasa Inggris pun belum didownload packnya!

Dengan susah payah akhirnya aku berhasil ngubah bahasa Windowsnya jadi Bahasa Inggris ngandalin letak-letak tombol di tutorial orang-orang dan sense buat logo-logo tertentu. Dan akhirnya sukses. Aku juga install Ubuntu di laptop karena Windows sangat ga enak buat development. Aku bikin shrink dulu partisinya supaya ada partisi kosong buat swap sama partisi Linux. Akhirnya sekitar jam 2-an selesai juga installnya.

Jam 2-an kami ngobrol lebih dalam tentang teknis project yang bakal aku kerjain. Intinya ini masih investigasi bagaimana apply machine learning di sistem Multibook. Jadi aku gak dikasih akses repo codebase Multibook yang sebenarnya.

Inti dari project ini adalah memangkas proses bisnis yang melibatkan akuntan dalam mengentri struk (invoice) ke web. Ini dilakukan dengan cara nge-scan invoice yang udah ada, dan apply machine learning buat auto generate field di web yang mau kita isi.

Jadi secara sederhana projectnya adalah:
Input: struk dalam format PDF
Output: auto-fill field di web form

Tentu ga segampang itu karena butuh OCR buat berbagai bahasa termasuk Inggris dan Jepang. Juga kita perlu tau mana part dari struk yang tanggal, amount, nama perusahaan, tax, jumlah benda, dll.

View dari lantai 9 Gotenyama Trust Tower

Lintasan kereta
Workspace
Jam 8 malem aku pulang karena beberapa orang udah balik juga. Di Shinagawa station ternyata kejadian lagi peta stasiun Kanji doang -__-

Full Kanji Nihon
Akhirnya ini bisa ditrik dengan cara gugling nama stasiunnya di wikipedia, trus dicocokin Kanjinya dengan nama stasiun di display peta. Problem solved!

Aku balik pake kereta dan harus turun di Harajuku. Setelah agak lama sekitar 20 menit ga sampe-sampe Harajuku, aku mulai curiga pasti ada yang salah. Ternyata bener, stasiun Harajuku udah kelewatan dan ternyata udah 4 stop lebih molor dari stasiun yang benar. Yaudah, aku turun di pemberhentian berikutnya dan nyari kereta balik.

Sampe di Harajuku aku oper kereta ke Meijijingu-mae dan akhirnya sampe di Yoyogi-Uehara. Sekitar jam 9 malam, aku belum buka puasa (maghrib jam 7 malem), keluar stasiun, walking and chill, lihat FamilyMart, jalan ke arah sana, tiba-tiba ketemu ini. Berasa di GTA. WTF Tokyo Drift is real.

Ingin nge-heist

Aku nyari beberapa makanan di FamilyMart trus makan karena itu buka puasa buatku karena belum makan/minum sama sekali. Abis itu balik jalan kaki ke kosan, chill out. Dan ini Indomie pertamaku di Jepang yeay.

Indomie porn cabang Tokyo
Sekian, terimakasih!

Related Articles

0 comment:

Post a Comment