Wednesday, May 02, 2012

Bermuka Dua


Apanya yang bermuka dua? Ya, kalian itu.

Jujur beberapa bulan yang lalu ketika insiden payah itu terjadi, saya yakin ingat betul sekali, kalian sujud menyembah merayap mengharap kaki. Tapi lihat sekarang?

Sudah kubilang, tidak usah diungkit-ungkit lagi. Sesuatu yang udah lampau memang biarkan saja terjadi. Kita hanya bisa meresapi membelajari dan mengayomi. Hikmah-hikmah apa saja yang bisa dipetiki.


Namun kau semua memang bermuka dua. Banyak bicara, sedikit menganalisa. Sekian bulan yang lalu kalian bilang A, tapi sekarang mulut kalian membusa. Mengoceh sana-sini menuliskan di dunia maya apa yang tidak sepantasnya.

Apa kalian katakan? Bangsat, tai, kadal, kebo, dan bajingan? Saya minta sekali lagi, tolong jaga perkataan. Lidah kotor adalah cerminan kotornya pikiran. Mari kita jernihkan, paling tidak kosakata hewan itu dibersihkan.

Tolonglah, kalau kalian ingin maju, sebutkan saja maumu. Apa sih susahnya bilang apa kata hati ini itu. Jangan dipendam dalam hati saja melulu. Apalagi digunjing teman sebangku, menambah masalah sini situ.

Okelah, mungkin ini juga koreksi bagi saya. Tentunya manusia penuh lupa dan alpa. Tapi tak mengapa, saya akan mencoba lebih peka. Saya anggap ini semua, sesuatu berguna yang bisa diambil sedalam-dalamnya hikmahnya.

Asli saya memang benci tulisan melankolis. Tapi yang satu ini saya rancang biar tidak terlalu egois. Mungkin bila kalian kurang paham, nikmati saja huruf di akhir baris. Bagi yang paham, tolong pahamkan yang menurutmu perlu dipahamkan supaya tidak miss.

Cukup sudah sampai di sini. Di penghujung tulisan ini, saya mohon maaf sebesar-besarnya karena saya bukanlah sastrawan sejati. Saya juga bukan orang anarki, semena-mena, dan nggak punya hati. Justru saya mencoba bagaimana supaya lebih rendah diri. Kalau masih belum tepat, maka tolonglah dikoreksi.

Related Articles

2 comments:

  1. Thank you gan artikelnya,, saya pun tidak suka jika punya kenalan yang bermuka dua.. semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk semua orang ya,,

    ReplyDelete